Beberapa aliran filsafat pendidikan yang dominan di dunia adalah sebagai berikut :
1. Esensialis
Filsafat pendidikan Esesialis
bertitik tolak dari kebenaran yang telah terbukti berabad-abad lamanya.
Kebenaran seperti itulah yang esensial, yang lain adalah kebenaran
secara kebetulan saja. Kebenaran esensial itu adalah kebudayaan klasik
yang muncul pada zaman Romawi yang menggunakan buku-buku klasik ditulis
dengan bahasa latin dikenal dengan nama Great Book.
Tekanan
pendidikannya adalah pada pembentukan intelektual dan logika. Dengan
mempelajari kebudayaan Yunani-Romawi yang menggunakan bahasa latin yang
sulit itu, diyakini otak peserta didik akan terarah dengan baik dan
logikanya akan berkembang. Disiplin sangat diperhatikan, pelajaran
dibuat sangat berstruktur, dengan materi pelajaran berupa warisan
kebudayaan, yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga mempercepat
kebiasaan berpikir efektif, pengajaran terpusat pada guru.
2. Perenialis
Filsafat pendidikan Perenialis
bahwa kebenaran pada wahyu Tuhan. Tentang bagaimana cara menumbuhkan
kebenaran itu pada diri peserta didik dalam proses belajar mengajar
tidaklah jauh berbeda antara esensialis dengan peenialis. Proses
pendidikan meraka sama-sama tradisional.
3. Progresivis
Filsafat pendidikan Progresivis mempunyai
jiwa perubahan, relativitas, kebebasan, dinamika, ilmiah, dan perbuatan
nyata. Menurut filsafat ini tidak ada tujuan yang pasti, begitu pula
tidak ada kebenaran yang pasti. Tujuan dan kebenaran itu bersifat
relatif, apa yang sekarang dipandang benar karena dituju dalam
kehidupan, tahun depan belum tentu masih tetap benar. Ukuran kebenaan
adalah yang berguna bagi kehidupan manusia hari ini.
Sebagai
konsekuensi dari pandangan ini, maka yang dipentingkan dalam pendidikan
adalah mengembangan peserta didik untuk bisa berpikir, yaitu bagaimana
berpikir yang baik. Hal ini bisa tercapai melalui metode belajar
pemecahan masalah yang dilakukan oleh anak-anak itu
sendiri. Karena itu pendidikan menjadi pusat pada anak. Untuk
mempercepat proses perkembangan mereka juga menekankan prinsip
mendisiplin diri sendiri, sosialisasi, dan demokratisasi.
Perbedaan-perbedaan individual juga sangat mereka perhatikan dalam
pendidikan.
4. Rekonstruksionis
Filsafat pendidikan Rekonstruksionis
merupakan variasi dari Progresivisme, yang menginginkan kondisi manusia
pada umumnya harus diperbaiki (Callahan, 1983). Meraka bercita-cita
mengkonstuksi kembali kehidupan manusia secara total. Semua bidang
kehidupan harus diubah dan dibuat baru aliran yang ektrim. Ini berupaya
merombak tata susunan kehidupan masyarakat lama dan membangun tata
susunan hidup yang baru sekali, melalui lembaga dan proses pendidikan.
Proses belajar dan segala sesuatu bertalian dengan pendidikan tidak
banyak berbeda dengan aliran Progresivis.
5. Eksistensialisi
Filsafat pendidikan Eksistensialis
berpendapat bahwa kenyataan atau kebenaran adala eksistensi atau adanya
individu manusia itu sendiri. Adanya manusia didunia ini tidak punya
tujuan dan kehidupan menjadi terserap karena ada manusia. Manusia adalah
bebas, akan menjadi apa orang itu ditentukan oleh keputusan komitmennya
sendiri. (Callahan, 1983).
Pendidikan
menurut filsafat ini bertujuan mengembangkan kesadaran individu,
memberikesempatan untuk bebas memilih etika, mendorong pengembangkan
pengetahuan diri sendiri, bertanggung jawab sendiri, dan mengembangkan
komitmen diri sendiri. Materi
pelajaran harus memberikesempatan aktif sendiri, merencana dan
melaksanakan sendiri, baik dalam bekerja sendiri maupun kelompok. Materi
yang dipelajari ditekankan kepada kebutuhan langsung dalam kebutuhan
manusia. Peserta didik perlu mendapatkan pengalaman sesuai dengan
perbedaan-perbedaan individual mereka. Guru harus bersifat demokratis
dengan teknik mengajar langsung.
Daftar Pustaka
https://denovoidea.wordpress.com/2009/02/23/hubungan-filsafat-dan-pendidikan/
Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan bercorak Indonesia, Jakarta, PT. Rineka Cipta.
Purwanto, Ngalim. M. 2003. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.
Suriasumantri, S. Jujun. 1996. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar