Kamis, 22 Desember 2016

Hakikat Pengetahuan Menurut Pandangan Freire



Cakupan pengetahuan adalah berkenaan dengan jenis hal-hal yang terkandung dalam pengetahuan. Bagi Freire ini adalah produk dari interrelasi manusia dan dunia (objek, realitas) bersama manusia-manusia lainnya dalam rangka transformasi dunia. Pengetahuan yang bukan sekedar abstraksi simbolik matematis seperti yang dihasilkan oleh ilmu alam. Ilmu alam berhasil dengan cara yang demikian. Pedagogi tidak bisa menempuh jalan yang dilalui oleh ilmu alam tersebut. Jalannya adalah jalan praktis.
Freire dalam pedagoginya menghendaki iptek dikaitkan dengan konteks social yang ada. Ia bersikukuh bahwa ilmu apapun adalah untuk transformasi kehidupan. Freire menolak bahwa pengetahuan itu adalah a copy or reality; juga ia menolak bahwa pengetahuan itu adalah pengetahuan jika konsistensi antar idenya teruji. Pengujian pengetahuan bagi Freire adalah melalui penggunaannya dalam transformasi realitas.
Pengetahuan sebagai representasi realitas dan ide, secara konvensional dianut banyak orang hingga abad ke – 21 ini, mengasumsikan subjek dan objek terpisah secara eksklusif. Subjek (pengamat, ilmuan) bertugas hanya menyalin realitas (objek), menonton 9spectator theory) realitas secara objektif. Subjek hanyalah sebuah kesadaran kosong yang harus diisi dengan impresi-impresi tentang realitas. Subjek tanpa objek adalah manusia tanpa dunia, subjek yang kosong tanpa pengetahuan apapun. Sama halnya, objek tanpa peranan subjek yang otentik adalah dunia tanpa manusia. Pengetahuan yang terbirokratisasi tanpa konektivitas dengan manusia.
Beberapa pandangan Freire mengenai hakikat pengetahuan diantaranya :
1.      Pengetahuan tidak objektif
Freire bukan penganut teori korespondensi atau teori spectator yang mengasumsikan objek berada secara independen dari subjek, karena itu tugas subjek hanya menyalin atau mendeskripsikan realitas; demi objektivitas pengetahuan. Ia menolak objektivitas pengetahuan yang mengasumsikan hubungan independen antara subjek yang mengetahui dengan objek yang diketahui.
2.      Pengetahuan yang benar bersifat memihak
Freire tidak mempercayai bahwa pengetahuan yang benar itu bersifat objektif, tidak memihak, netral. Menurut Freire jika anda tidak berminat untuk menyatakan secara terbuka pilihan anda, maka anda harus mengatakan bahwa anda netral.Tetappi dengan demikian,anda hanya menyembunyikan pilihan anda karena tampak tidak mungkin untuk menjadi netral antara si penindas dan tertindas
Pengetahuan yang benar memiliki pengaruh humanisasi,dalam tahapan terdapatnya struktur social penindas-tertindas,pengetahuan yang benar menyingkirkan struktur ini menggantikannya dengan humanisasi bersama.Dan dalam tahapan struktur social tersebut sudah tersingkir,humanisasi tertuju kepada humanisasi yang lebih baik.
3.      Pengetahuan berkembang dan transformative
Freire (1997) menyatakan bahwa pengetahuan yang pasti secara absolut bersifat tidak mungkin.Keyakinan akan adanya pengetahuan yang absolut seakan mengatakan bahwa kepastian hari ini sama dengan kepastian di masa lalu dan akan berlanjut sama pada masa depan. Kepastian yang fundamental adalah ‘ Aku dapan mengetahui’.
Pengetahuan berkembang secara social dan historis. Pengetahuan selalu dalam proses menjadi. Tetapi hal ini sama sekali tidak mereduksi kepastian fundamental bahwa ‘Aku dapat mengetahui’ dan kemungkinan mengetahui dengan keketatan yang lebih metodologis yang akan meningkatkan tahapan akurasi temuan-temuan.
4.      Dunia berkembang dan pedagoginya
Dunia akan berkembang dengan kebenaran-kebenaran yang diciptakan oleh orang-orang yang berjuang membangun masa depan,dengan gagah mereka bertanggung jawab atas segala resiko yang akan muncul. Masa depan bukanlah tersedia dengan sendirinya, masa depan harus diciptakan. Freire mengharapkan individu-individu yang membentuk sebuah komuni-komuni yang mampu “ menciptakan” kebenaran mereka sendiri secara historis melalui pedagogi,karena melalui pedagogi yang cinta kehidupan, maka dunia pun akan berkembang.
5.      Pedagogi tabula rasa
Pedagogi tabula rasa yang konvensional ditentang keras oleh Freire, karena mengasumsikan manusia sebagai bejana kosong yang siap diisi dengan ilmu pengetahuan. Pedagogi tabula rasa mengkondisikan dunia agar dianggap stabilized, immobilized, pewarisan social /budaya, terpaku dan transformative.
Pendidikan yang mengupayakan transformasi diartikan sebagai pendidikan yang tidak beradab. Isi pendidikan hanya techniticalities ; pendidikan sebenarnya hanya berupa pelatihan. Berkenaan dengan nilai-nilai social, ikuti saja yang ada ; pendidikan nilai menjadi hanya adptasi social dan bukan transformasi social.
6.      Pedagogi kaum radikal
Pedagogi kaum radikal tertuju bagi manusia yang mau berkomitmen pada pembebasan manusia, tidak menjadi tawanan dari “ lingkaran kepastian” “yang di dalamnya realitas sering kali menjadi tawanan, dan ilmu pengetahuan dibatasi,  dikekang. Menurut Freire semakin radikal seseorang semakin utuhlah ia memasukan realitas hingga ia dapat memahaminya dengan lebih baik.
7.      Kesadaran sebagai syarat pemerolehan pengetahuan
Kesadaran merupakan elemen inti dari proses pemerolehan pengetahuan. Kesadaran erat kaitannya dengan fungsionalitas dari akal, hati, dan kehendak dalam setiap keterlibatan manusia dengan dunia. Tenggelamnya kesadaran manusia akan mempersulit pengetahuan yang benar mampu direfleksikan secara otentik, karena tenggelamnya kesadaran menyebabkan manusia terpinggirkan dari realitas sesungguhnya.
8.      Refleksi dalam rangka humanisasi
Refleksi adalh sikap yang membawa pada tindakan perubahan yang tertuju pada humanisasi. Jika reflelksi dimnaknai secara demikian,maka akan mentransformasi pengetahuan tentang dunia menjadi sebuah instrument adaptasi manusia terhadap dunia.
Pengetahuan yang benar diperoleh manusia melalui refleksi-refleksi atas segala tindakannya dalam kondisi sosio-historis yang tertuju paada humanisasi.
9.      Refleksi untuk menangkap totalitas
Melalui tindakan reflektif manusia akan mampu menangkap totalitas dari apapun yang ia pikirkan atau amati. Melalui tindakan reflektif pengetahuan akan diperoleh manusia secara sadar dan disikapi secara kritis sebagai sebuah totalitas.
10.  Doxa dan logos
Dalam wacana filosofis,doxa merujuk pada sebuah pendapat atau pandangan yang tidak tersubstansikan atau mengambang seperti mantra, sedangkan logos menunjukkan penggetahuan yang didasarkan atas evidensi tau  pertimbangan rasional. Kedua istilah ini berasal dari bahasa Yunani. Freire menolak pengetahuan yang beersifat doxa, pengetahuan sejenis ini cenderung common sense dan tidak berpangkal pada realitas yang substansif. Pengetahuan doxa kurang menekankan upaya transformative melainkan upaya survival belaka. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar