Cakupan pengetahuan adalah berkenaan dengan jenis hal-hal yang
terkandung dalam pengetahuan. Bagi Freire ini adalah produk dari interrelasi
manusia dan dunia (objek, realitas) bersama manusia-manusia lainnya dalam
rangka transformasi dunia. Pengetahuan yang bukan sekedar abstraksi simbolik
matematis seperti yang dihasilkan oleh ilmu alam. Ilmu alam berhasil dengan
cara yang demikian. Pedagogi tidak bisa menempuh jalan yang dilalui oleh ilmu
alam tersebut. Jalannya adalah jalan praktis.
Freire dalam pedagoginya menghendaki iptek dikaitkan dengan konteks
social yang ada. Ia bersikukuh bahwa ilmu apapun adalah untuk transformasi
kehidupan. Freire menolak bahwa pengetahuan itu adalah a copy or reality; juga
ia menolak bahwa pengetahuan itu adalah pengetahuan jika konsistensi antar
idenya teruji. Pengujian pengetahuan bagi Freire adalah melalui penggunaannya
dalam transformasi realitas.
Pengetahuan sebagai representasi realitas dan ide, secara
konvensional dianut banyak orang hingga abad ke – 21 ini, mengasumsikan subjek
dan objek terpisah secara eksklusif. Subjek (pengamat, ilmuan) bertugas hanya
menyalin realitas (objek), menonton 9spectator theory) realitas secara
objektif. Subjek hanyalah sebuah kesadaran kosong yang harus diisi dengan
impresi-impresi tentang realitas. Subjek tanpa objek adalah manusia tanpa
dunia, subjek yang kosong tanpa pengetahuan apapun. Sama halnya, objek tanpa
peranan subjek yang otentik adalah dunia tanpa manusia. Pengetahuan yang
terbirokratisasi tanpa konektivitas dengan manusia.
Beberapa pandangan Freire mengenai hakikat pengetahuan diantaranya
:
1.
Pengetahuan
tidak objektif
Freire bukan penganut teori korespondensi atau teori spectator yang
mengasumsikan objek berada secara independen dari subjek, karena itu tugas
subjek hanya menyalin atau mendeskripsikan realitas; demi objektivitas
pengetahuan. Ia menolak objektivitas pengetahuan yang mengasumsikan hubungan
independen antara subjek yang mengetahui dengan objek yang diketahui.
2.
Pengetahuan
yang benar bersifat memihak
Freire tidak mempercayai bahwa pengetahuan yang benar itu bersifat
objektif, tidak memihak, netral. Menurut Freire jika anda tidak berminat untuk
menyatakan secara terbuka pilihan anda, maka anda harus mengatakan bahwa anda
netral.Tetappi dengan demikian,anda hanya menyembunyikan pilihan anda karena
tampak tidak mungkin untuk menjadi netral antara si penindas dan tertindas
Pengetahuan yang benar memiliki pengaruh humanisasi,dalam tahapan
terdapatnya struktur social penindas-tertindas,pengetahuan yang benar
menyingkirkan struktur ini menggantikannya dengan humanisasi bersama.Dan dalam
tahapan struktur social tersebut sudah tersingkir,humanisasi tertuju kepada
humanisasi yang lebih baik.
3.
Pengetahuan
berkembang dan transformative
Freire (1997) menyatakan bahwa pengetahuan yang pasti secara
absolut bersifat tidak mungkin.Keyakinan akan adanya pengetahuan yang absolut
seakan mengatakan bahwa kepastian hari ini sama dengan kepastian di masa lalu
dan akan berlanjut sama pada masa depan. Kepastian yang fundamental adalah ‘
Aku dapan mengetahui’.
Pengetahuan berkembang secara social dan historis. Pengetahuan
selalu dalam proses menjadi. Tetapi hal ini sama sekali tidak mereduksi
kepastian fundamental bahwa ‘Aku dapat mengetahui’ dan kemungkinan mengetahui
dengan keketatan yang lebih metodologis yang akan meningkatkan tahapan akurasi
temuan-temuan.
4.
Dunia
berkembang dan pedagoginya
Dunia akan berkembang dengan kebenaran-kebenaran yang diciptakan
oleh orang-orang yang berjuang membangun masa depan,dengan gagah mereka
bertanggung jawab atas segala resiko yang akan muncul. Masa depan bukanlah
tersedia dengan sendirinya, masa depan harus diciptakan. Freire mengharapkan individu-individu
yang membentuk sebuah komuni-komuni yang mampu “ menciptakan” kebenaran mereka
sendiri secara historis melalui pedagogi,karena melalui pedagogi yang cinta
kehidupan, maka dunia pun akan berkembang.
5.
Pedagogi
tabula rasa
Pedagogi tabula rasa yang konvensional ditentang keras oleh Freire,
karena mengasumsikan manusia sebagai bejana kosong yang siap diisi dengan ilmu
pengetahuan. Pedagogi tabula rasa mengkondisikan dunia agar dianggap
stabilized, immobilized, pewarisan social /budaya, terpaku dan transformative.
Pendidikan yang mengupayakan transformasi diartikan sebagai
pendidikan yang tidak beradab. Isi pendidikan hanya techniticalities ;
pendidikan sebenarnya hanya berupa pelatihan. Berkenaan dengan nilai-nilai
social, ikuti saja yang ada ; pendidikan nilai menjadi hanya adptasi social dan
bukan transformasi social.
6.
Pedagogi
kaum radikal
Pedagogi kaum radikal tertuju bagi manusia yang mau berkomitmen
pada pembebasan manusia, tidak menjadi tawanan dari “ lingkaran kepastian”
“yang di dalamnya realitas sering kali menjadi tawanan, dan ilmu pengetahuan
dibatasi, dikekang. Menurut Freire
semakin radikal seseorang semakin utuhlah ia memasukan realitas hingga ia dapat
memahaminya dengan lebih baik.
7.
Kesadaran
sebagai syarat pemerolehan pengetahuan
Kesadaran merupakan elemen inti dari proses pemerolehan
pengetahuan. Kesadaran erat kaitannya dengan fungsionalitas dari akal, hati,
dan kehendak dalam setiap keterlibatan manusia dengan dunia. Tenggelamnya
kesadaran manusia akan mempersulit pengetahuan yang benar mampu direfleksikan
secara otentik, karena tenggelamnya kesadaran menyebabkan manusia terpinggirkan
dari realitas sesungguhnya.
8.
Refleksi
dalam rangka humanisasi
Refleksi adalh sikap yang membawa pada tindakan perubahan yang
tertuju pada humanisasi. Jika reflelksi dimnaknai secara demikian,maka akan
mentransformasi pengetahuan tentang dunia menjadi sebuah instrument adaptasi
manusia terhadap dunia.
Pengetahuan yang benar diperoleh manusia melalui refleksi-refleksi
atas segala tindakannya dalam kondisi sosio-historis yang tertuju paada
humanisasi.
9.
Refleksi
untuk menangkap totalitas
Melalui tindakan reflektif manusia akan mampu menangkap totalitas
dari apapun yang ia pikirkan atau amati. Melalui tindakan reflektif pengetahuan
akan diperoleh manusia secara sadar dan disikapi secara kritis sebagai sebuah
totalitas.
10.
Doxa
dan logos
Dalam wacana filosofis,doxa merujuk pada sebuah pendapat atau
pandangan yang tidak tersubstansikan atau mengambang seperti mantra, sedangkan
logos menunjukkan penggetahuan yang didasarkan atas evidensi tau pertimbangan rasional. Kedua istilah ini
berasal dari bahasa Yunani. Freire menolak pengetahuan yang beersifat doxa,
pengetahuan sejenis ini cenderung common sense dan tidak berpangkal pada
realitas yang substansif. Pengetahuan doxa kurang menekankan upaya
transformative melainkan upaya survival belaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar