Dialog
merupakan laku para subjek yang mencintai kehidupan, kehidupan yang
mengharapkan perubahan-perubahan yang lebih baik. Harapan berakar dalam
ketidaksempurnaan manusia, dari sini harapan bergerak dengan pencarian terus-menerus
– sebuah pencarian yang hanya dapat dilaksanakan melalui berdialog dengan orang
lain. Haarapan bukan berarti berpangku tangan, membantu dan pasrah menunggu.
Harapan adalah generator manusia untuk bergerak, berjuang, berlari dan
mengudara dalam setiap laku eksistensinya di dunia. Dialog merupakan laku
penciptaan dunia yang dilakukan oleh subjek (manusia) yang mencintai kehidupan,
sesama manusia dan dunianya. Laku penciptaan harus diiringi dengan harapan,
agar perjuangan untuk menggempur segala bentuk penindasan tidak berujung
sia-sia. Manusia dialogis memiliki harapan, daya juang, daya cipta, dan daya
transormatif. Tanpa harapan, manusia cenderung membisu, melemah, tenggelam,
bahkan lari dari kenyataan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar