Dialog-dialog kritis akan
membangkitkan kesadaran kritis manusia, menghidupkan hati, memacu pikiran, dan
membentuk karakter manusia yang aktif-transformatif. Dialog-dialog akan
membentuk manusia yang mampu menggenggam dunia. Karena dialog adalah sebuah
perjumpaan antar manusia yang hendak menamai dunia, lalu kemudian
menggenggamnya, dialog harus dibangun melalui kata-kata sejati yang otentik,
bukan kata yang dicopy dari pihak lain, yang justru akan merusak esensi dialog.
Dialog adalah sebuah tindakan kreasi; ia bukan suatu unstrumen yang lihai untuk
melakukan dominasi pembisuan. “dominasi yang implisit dalam dialog adalah
dominasi dunia oleh para peserta dialog; dialog adalah penaklukan dunia untuk
pembebasan umat manusia”. “dialog adalah kreatif dan rekreatif. Bahkan
dibandingkan dengan pekerjaan menulis buku sendirian, dengan dialog anda
merekreasi diri anda sendiri dengan tingkatan yang lebih besar”.
Mustahil ada dialog
tanpa adanya komunikasi. Komunikasi adalah inti dari fenomena dialog. Selama
komunikasi tidak ada subjek-subjek yang pasif. Subjek-subjek memperlihatkan
ekmampuannya untuk merangsek-menerobos-menyatu terhadap objek dari pemikiran
mereka yang mengkonsumsikan isi yang kay dan bermakna. Komunikasi
dikarakterisasi oleh fakta bahwa ini adalah dialog, dalm hal dialog adalah
berkomunikasi. Dalam perhubungan antar komunikasi dan dialog subjek-subjek yang
terlibat dalm dialog mengekspresikan diri mereka sendiri melalui sebuah sisyem
tanda-tanda linguistic secar sadar. Agar tindakan komunikasi berhasil, harus
terdapat kesesuian antar subjek-subjek yang berkomunikasi secara timbal balik.Yakni,
ekspresi verbal dari salah satu subjek harus dapat dipahami dalam kerangka
acuan yang bermakna bagi subjek lainnya. Jika kesepakatan terhadap tanda-tanda
lingistik ini digunakan untuk mengekspresikan objek yang dimaksud tidak ada,
maka di antara subjek-subjek ini tidak akan dapat ada pemahaman, dan komunikasi
menjadi tidak mungkin. Karena itu pemahaan dan komunikasi terjadi secara
serempak, bukan hal yang terpisah satu sam lainnya. Sama kelirunya adalh
konsepsi yang memandang tugas pendidikan sebagai sebuah tindakan men-transmisi
atau sebagi extension sistematis pengetahuan. Tugas pendidik bukan menetapkan
diri sendiri berperan menyebarkan “komunike-komunike”, akan tetapi membangun
komunikasi yang dialogis,dialog yang internasionalis,sadar terhadap objek,dan
kaya makna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar