Perhubungan
dialogis merupakan situasi belajar yang esensial bagi proses mengetahui.
Perhubungan dialogis adalah komunikasi dan interkomunikasi antar orang-orang
yang kebal terhadap birokratisi kesadaran dan terbuka untuk penemuan dan untuk
mengetahui lebih banyak (Freire 1970). Melalui dialog, guru tidak lagi hanya
mengajar, tetapi berperan juga sebagai seorang pembelajar yang sejajar bersama
dengan siswa yang belajar melauli dialog. Guru yang memurid serta murid yang
mengguru.Mereka menjadi secara bersama bertanggung jawab untuk sebuah proses
yang menumbuhkan semua orang berkembang. Dalam proses ini,
argumentasi-argumentasi yang didasarkan atas “otoritas” tidak sahih sama
sekali,; agar berfungsi, otoritas harus demi kebebasan, tidak bertentangan
denngan kebebasa (Horton dan Freire 1990). Disini, tidak seorangpunseorangpun
mengajari diri sendiri. Orang-orang
saling mengajari, dimensi oleh dunia, oleh objek-objek yang dapat
dikognisi,yang dalam pendidikan banking system “dimiliki” oleh guru (Shor dan
Freire 1987). Yang diiluminasi (dibenderangkan) adalah realitas, illuminatiors
adalah guru dan siswa, agen-agen yang berupaya mengiluminasi realitas. Memang
guru berbeda dari siswa, ia lebih lama berada di dunia. Guru lebih banyak
memiliki instrument ananlisis untuk digunakan dalm proses iluminasi realitas.
Karena itu, bersamaan dengan mengajar, guru hendaknya belajar dari siswa yang
belajar, mencari penerangan-penerangan (iluminasi) realitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar