Pendidikan pada umumnya adalah
mendidik yang dilakukan oleh masyarkat umum. Pekerjaan mendidik mencakup banyak hal yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan manusia. Mulai
dari perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, pikiran, perasaan,
kemauan, sosial, sampai kepada perkembangan iman. Mendidik bermaksud
membuat manusia menjadi lebih sempurna, membuat manusia meningkatkan
hidupnya dari kehidupan alamiah menjadi berbudaya. Mendidik adalah
membudayakan manusia. Ilmu pendidikan dibentuk oleh sejumlah cabang ilmu yang terkait satu
dengan yang lain membentuk suatu kesatuan. Masing-masing cabang ilmu
pendidikan dibentuk oleh sejumlah teori.
Pendidikan dalam teori umum menurut John Dewey, pendidikan adalah The general theory of education dan Philoshophy is the general theory of education. Dia tidak membedakan filsafat pendidikan dengan teori pendidikan, atau
filsafat pendidikan sama dengan teri pendidikan. Sebab itu ia mengatakan
pendidikan adalah teori umum pendidikan. Konsep
di atas bersumber dari filsafat pragmatis atau filsafat pendidikan
progresif, inti filsafat pragmatis yang mana berguna bagi manusia itulah
yang benar, sedangkan inti filsafat pendidikan progresif mencari terus-menerus sesuatu yang paling berguna hidup dan kehidupan manusia.
Filsafat
adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam tentang sesuatu
sampai keakar-akarnya. Sesuatu disini dapat berarti terbatas dan dapat
pula berarti tidak terbatas. Bila berarti terbatas, filsafat membatasi
diri akan hal tertentu saja. Bila berarti tidak terbatas, filsafat
membahas segala sesuatu yang ada dialam ini yang sering dikatakan
filsafat umum. Sementara itu filsafat yang terbatas adalah filsafat
ilmu, filsafat pendidikan, filsafat seni dan lain-lainnya.
Pendidikan merupakan salah satu bidang ilmu. Sama halnya dengan ilmu-ilmu
yang lain, pendidikan lahir dari induknya filsafat. Sejalan dengan proses
perkembangan ilmu-ilmu pendidikan juga lepas secara perlahan-lahan dari
induknya. Pada awalnya pendidikan bersama dengan filsafat sebab
filsafat tidak pernah bisa membebaskan diri dengan pembentukan manusia.
Filsafat diciptakan oleh manusia untuk kepentingan memahami kedudukan
manusia, pengembangan manusia, dan peningkatan hidup manusia.
adapun Hubungan
antara filsafat dengan pendidikan terkait dengan persoalan logika, yaitu:
logika formal yang dibangun atas prinsif koherensi, dan logika dialektis
dibangun atas prinsip menerima dan membolehkan kontradiksi. Hubungan
interakif antara filsafat dan pendidikan berlangsung dalam lingkaran
kultural dan pada akhirnya menghasilkan apa yang disebut dengan filsafat
pendidikan.
Filsafat
pendidikan adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai
keakar-akarnya mengenai pendidikan. Ada sejumlah filsafat pendidikan
yang dianut oleh bangsa-bangsa di dunia, namun demikian semua filsafat
itu akan menjawab tiga pertanyaan pokok sebagai berikut:
1). Apakah pendidikan itu?
2). Apa yang hendak dicapai?
3). Bagaimana cara terbaik merealisasikan tujuan itu?
Para
filosof, melalui filsafat pendidikannya, berusaha menggali ide-ide baru
tentang pendidikan, yang menurut pendapatnya lebih tepat ditinjau dari
kewajaran keberadaan peserta didik dan pendidik maupun ditinjau dari
latar gografis, sosologis, dan budaya suatu bangsa. Dari sudut pandang
keberadaan manusia akan menimbulkan aliran Perennialis, Realis, Empiris,
Naturalis, dan Eksistensialis. Sedangkan dari sudut
geografis, sosiologis, dan budaya akan menimbulkan aliran Esensialis,
Tradisionalis, Progresivis, dan Rekontruksionis.
Daftar Pustaka
https://denovoidea.wordpress.com/2009/02/23/hubungan-filsafat-dan-pendidikan/
Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan bercorak Indonesia, Jakarta, PT. Rineka Cipta.
Purwanto, Ngalim. M. 2003. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.
Suriasumantri, S. Jujun. 1996. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar