Kesadran
kritis ,tumbuh dari upaya pendidikan secara kritis yang didasarkan atas
kondisi-kondis historis yang sesuai. Dengan kesadaran kritis orang melakukan
intervensi dan integrasi dengan konteksnya sendiri. Kesadran kritis bisa
dicapai dengan beberapa cara yaitu :
1.
Refleksi
otentik
Kesadran kritis bisa dicapai melalui refleksi (perenungan) terhadap
realita secara otentik. Oleh karena itu, refleksi otentik tidak dapat terjadi
jika terpisah dari aksi, manusia harus juga bertindak mentrnsformasi realitas
konkrit yang menentukan massifikasi mereka. Dengan cara demikian ini manusia
bereksistensi, menciptakan makna kehidupan,bukan sekedar survival yang
urusannya hanya pada tahapan jasmaniah.
2.
The
reason of being
Bicara tentang refleksi tentunya melibatkan the reason of being
(alasan keberadaan). Kesadaran kritis akan membuat manusia menyadari dan
menentukan pilihan-pilihan solutif akan keberadaannya bersam dunia dan manusia
lainnya. Pilihan hidupnya adalah terlibat bersama dunia, menamainya melalui
dialog, senantiasa mentransformasinya dengan tindakan-tindakan reflektif, ia
menolak pasif dan mengalihkan tanggung jawab, ia memillih untuk senantiasa
melakukan praxis.
3.
Pemahaman
kontekstual
Kesadaran dalam perspektif Freire adalah pemahaman yang mendalam
pada konteks sosio-historis manusia, dengan pemahaman yang memadai manusia
senantiasa melakukan refleksi atas segal tindakannya. Pehaman kontekstual akan
membantu manusia menggambarkan setiap pengetahuan yang diperoleh dengan
kehidupan nyata, serta manusia akan memposisikan dirinya sebagi subjek yang
mampu melakukan perubahan-perubahan pada konteks social/ historis.
4.
Ide
yang hidup
Kesadaran kritis dapat dicapai jika kita menggunakan dan
memproduksi pengetahuan. Pengetahuan harus digunakan dan diproduksi untuk
mentransformaasi dunia atau realitas, maka niscaya pengetahuan tersebut akan
menghasilkan idea-idea yang hidup.
5.
Iluminasi
Iluminasi (pencerahan) dipertentangkan Freire dengan understanding
(pemahaman). Pemahaman terkondisikan oleh kegiatan belajar yang pasif, naïf, kesadaran diibaratkan sebagai wadah
kosong yang siap diisi oleh informasi. Situasi seperti ini menyebabkan realitas
menjadi tidak jelas. Sebaliknya, iluminasi atau pencerahan terjadi melalui
penyadaran kritis terhadap realitas yang timpang melalui penyingkapan realitas
yang terselubung.
Kelima
pencapaian tersebut dapat dimaknai sebagai penguasan metakognisi yang merupakan
titik pangka luntuk pencapain tujuan akhir yaitu humanisasi. Metakognisi adalah
sebagai proses pemikiran yang melibatkan tiga aspek penting: pengetahuan
tentang proses berpikir sendiri, pengontrolan, atau pengaturan proses berpikir
sendiri, serta keyakinan dan instuisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar