Kamis, 22 Desember 2016

Upaya Pencapaian Kesadaran Kritis



Kesadran kritis ,tumbuh dari upaya pendidikan secara kritis yang didasarkan atas kondisi-kondis historis yang sesuai. Dengan kesadaran kritis orang melakukan intervensi dan integrasi dengan konteksnya sendiri. Kesadran kritis bisa dicapai dengan beberapa cara yaitu :
1.      Refleksi otentik
Kesadran kritis bisa dicapai melalui refleksi (perenungan) terhadap realita secara otentik. Oleh karena itu, refleksi otentik tidak dapat terjadi jika terpisah dari aksi, manusia harus juga bertindak mentrnsformasi realitas konkrit yang menentukan massifikasi mereka. Dengan cara demikian ini manusia bereksistensi, menciptakan makna kehidupan,bukan sekedar survival yang urusannya hanya pada tahapan jasmaniah. 
2.      The reason of being
Bicara tentang refleksi tentunya melibatkan the reason of being (alasan keberadaan). Kesadaran kritis akan membuat manusia menyadari dan menentukan pilihan-pilihan solutif akan keberadaannya bersam dunia dan manusia lainnya. Pilihan hidupnya adalah terlibat bersama dunia, menamainya melalui dialog, senantiasa mentransformasinya dengan tindakan-tindakan reflektif, ia menolak pasif dan mengalihkan tanggung jawab, ia memillih untuk senantiasa melakukan praxis. 
3.      Pemahaman kontekstual
Kesadaran dalam perspektif Freire adalah pemahaman yang mendalam pada konteks sosio-historis manusia, dengan pemahaman yang memadai manusia senantiasa melakukan refleksi atas segal tindakannya. Pehaman kontekstual akan membantu manusia menggambarkan setiap pengetahuan yang diperoleh dengan kehidupan nyata, serta manusia akan memposisikan dirinya sebagi subjek yang mampu melakukan perubahan-perubahan pada konteks social/ historis. 
4.      Ide yang hidup
Kesadaran kritis dapat dicapai jika kita menggunakan dan memproduksi pengetahuan. Pengetahuan harus digunakan dan diproduksi untuk mentransformaasi dunia atau realitas, maka niscaya pengetahuan tersebut akan menghasilkan idea-idea yang hidup.
5.      Iluminasi
Iluminasi (pencerahan) dipertentangkan Freire dengan understanding (pemahaman). Pemahaman terkondisikan oleh kegiatan belajar yang pasif,  naïf, kesadaran diibaratkan sebagai wadah kosong yang siap diisi oleh informasi. Situasi seperti ini menyebabkan realitas menjadi tidak jelas. Sebaliknya, iluminasi atau pencerahan terjadi melalui penyadaran kritis terhadap realitas yang timpang melalui penyingkapan realitas yang terselubung.
Kelima pencapaian tersebut dapat dimaknai sebagai penguasan metakognisi yang merupakan titik pangka luntuk pencapain tujuan akhir yaitu humanisasi. Metakognisi adalah sebagai proses pemikiran yang melibatkan tiga aspek penting: pengetahuan tentang proses berpikir sendiri, pengontrolan, atau pengaturan proses berpikir sendiri, serta keyakinan dan instuisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar