Dalam kerangka peningkatan mutu, satu permasalahan fundamental dalam sistem pendidikan nasional adalah dehumanisasi pendidikan. Seharusnya pendidikan menghormati dan menghargai martabat manusia beserta segala hak asasinya. Peserta didik seharusnya tumbuh dalam kemanusiaannya sebagai subyek melalui proses pendidikan. Tapi yang sedang terjadi adalah justru sebaliknya. Ada terlalu banyak pratik-pratik sekolah yang menunjukkan betapa peserta didik sudah diperlakukan sebagai objek demi kepentingan ideologi, politik, industri,dan bisnis.
Harapan bagi para guru untuk membebaskan anak-anak bangsa dari kegelapan belum tercapai. Kemerosotan mutu pendidikan nasional di Indonesia, tidak bisa dilepaskan dari rendahnya mutu guru karena mempunyai peran sangat penting dan strategis dalam penyelenggaraan pendidikan. Guru sebagai pendidik tidak mampu mengembangkan kesadaran untuk menghentikan gejala dehumanisasi ini dan membebaskan peserta didik dari kegelapan karena para guru merasa terjebak sebagai objek dalam sistem pendidikan nasional. Berikut kami tampilkan sebagian kecil realitas belenggu kemiskinan yang dihadapi guru yakni:
- Dengan gaji dan tunjangan yang kurang memadai, guru terlalu sibuk mencari penghasilan tambahan.
- Dengan jam mengajar yang panjang dan tugas administratif yang membebani, guru sudah tidak punya waktu untuk membaca dan mengembangkan diri akibatnya pengetahuan, wawasan dan kreatifitas guru sulit berkembang.
- Guru yang seharusnya berperan sebagai aktor dalam proses pembudayaan transformasi nilai-nilai malah sebagai guru malah melakukan pelanggaran etika sebagai pendidik dengan memberikan les privat bagi peserta didik dan bahkan membocoran soal ujian sendiri atau terlibat sebai saksi yang menutup mulut atas beberapa tindakan manipulasi dan korupsi oleh birokrasi pendidikan atau pengelola sekolah.
- Akhirnya belenggu kemiskinan finansial, intelektual, emosional dan kultural sering membuat guru kehilangan indentitas dan integritas. Pekerjaan sebagai guru tidak lagi dilandasi oleh spiritualitas profesi dan tidak menjadi bagian perjalanan kemanusiaan.
Terlepas dari segala tetek bengek peraturan yang dibuat oleh pemerintah satu hal penting dalam mendidik adalah bahwa guru harus bepegang pada filosofi pengajaran yakni semangat sebagai guru secara terus-menerus harus mengaitkan tiga hal yakni dirinya sendiri, anak didik, dan bidang pengetahuan/keterampilan yang diampunya. Berbagai kemampuan yang diharapkan dimiliki dan dikembangkan seorang guru seyogianya menjadi bagian tak terpisahkan dari sosok utuh kompetensi profesional seorang pendidik.
Daftar Pustaka
http://www.defantri.com/2013/05/pendidikan-dan-filosofi-sang-guru.html?m=0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar