Manusia bisa membangun pandangan hidupnya sendiri dari proses
refleksi yang luas dan mendalam atas beragam aliran berpikir yang sudah
ada. Ia bisa memberikan pendasaran pada pandangan hidupnya tersebut. Ia juga siap berubah, ketika memang harus berubah. Pandangan hidupnya
menjadi begitu lentur, sehingga lalu bisa menanggapi beragam keadaan
yang terjadi secara tepat dan jernih.
Filsafat yang hanya mengajarkan satu aliran berpikir tertentu tidak
bisa disebut sebagai filsafat. Itu adalah ideologi, dan ideologi adalah
kekerasan berpikir yang menjadi sumber dari segala permasalahan dan
penderitaan di muka bumi ini. Ia tidak dapat dikritik dan tidak dapat
dijelaskan secara rasional kepada orang lain. Ia menjadi penjara yang
memisahkan orang dari kebijaksanaan.
hal ini dipertegas dengan penjelasan Godehard Brüntrup, adalah Professor Filsafat di Universitas
Filsafat München, Jerman ketika diwawancarai oleh salah satu stasiun
televisi Jerman. Temanya adalah soal peran filsafat untuk perkembangan
pendidikan di Jerman dewasa ini. Dengan tegas dan jelas, Brüntrup menjelaskan, bahwa tugas filsafat
bukanlah mengajarkan orang untuk hidup sesuai dengan aliran berpikir
tertentu. Filsafat memberikan kemandirian berpikir kepada orang,
sehingga ia bisa menilai semua aliran berpikir yang ada secara kritis,
rasional dan sistematis. Pada akhirnya, ia lalu bisa mengembangkan
pandangan hidupnya sendiri yang cocok untuknya.
Pada keadaan saat in, orang dengan mudah tergelincir pada penipuan dan fitnah. Orang juga
dengan mudah terjatuh pada fanatisme buta pada satu aliran berpikir
tertentu. Di titik inilah peran filsafat menjadi sungguh jelas. Ia
membantu orang untuk secara kritis, rasional dan sistematis menilai
beragam informasi serta aliran berpikir yang ada.
Daftar Pustaka
https://rumahfilsafat.com/2016/01/23/filsafat-dan-kemandirian-berpikir/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar