Rabu, 28 Desember 2016

Kemandirian Berpikir Dengan Filsafat

Manusia bisa membangun pandangan hidupnya sendiri dari proses refleksi yang luas dan mendalam atas beragam aliran berpikir yang sudah ada. Ia bisa memberikan pendasaran pada pandangan hidupnya tersebut. Ia juga siap berubah, ketika memang harus berubah. Pandangan hidupnya menjadi begitu lentur, sehingga lalu bisa menanggapi beragam keadaan yang terjadi secara tepat dan jernih.
Filsafat yang hanya mengajarkan satu aliran berpikir tertentu tidak bisa disebut sebagai filsafat. Itu adalah ideologi, dan ideologi adalah kekerasan berpikir yang menjadi sumber dari segala permasalahan dan penderitaan di muka bumi ini. Ia tidak dapat dikritik dan tidak dapat dijelaskan secara rasional kepada orang lain. Ia menjadi penjara yang memisahkan orang dari kebijaksanaan.
hal ini dipertegas dengan penjelasan Godehard Brüntrup, adalah Professor Filsafat di Universitas Filsafat München, Jerman ketika diwawancarai oleh salah satu stasiun televisi Jerman. Temanya adalah soal peran filsafat untuk perkembangan pendidikan di Jerman dewasa ini. Dengan tegas dan jelas, Brüntrup menjelaskan, bahwa tugas filsafat bukanlah mengajarkan orang untuk hidup sesuai dengan aliran berpikir tertentu. Filsafat memberikan kemandirian berpikir kepada orang, sehingga ia bisa menilai semua aliran berpikir yang ada secara kritis, rasional dan sistematis. Pada akhirnya, ia lalu bisa mengembangkan pandangan hidupnya sendiri yang cocok untuknya.
Pada keadaan saat in, orang dengan mudah tergelincir pada penipuan dan fitnah. Orang juga dengan mudah terjatuh pada fanatisme buta pada satu aliran berpikir tertentu. Di titik inilah peran filsafat menjadi sungguh jelas. Ia membantu orang untuk secara kritis, rasional dan sistematis menilai beragam informasi serta aliran berpikir yang ada.

Daftar Pustaka
https://rumahfilsafat.com/2016/01/23/filsafat-dan-kemandirian-berpikir/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar