Kamis, 22 Desember 2016

Proses Perkembangan Bangkitnya Kesadaran


Proses perkembangan bangkitnya kesadaran dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu :
a.       Kesadaran Magis (Semi-Intransitif). Kesadaran magis merupakan level kesadaran yang paling dangkal, hampir mirip dengan hewan yang tidak memiliki kesadaran. Ini karena hewan adalah makhluk yang tidak mampu mengobjektifikasi diri sendiri atapun aktivitasnya sehingga penghidupannya tidak mampu memberi makna pada dunia. Pemilik kesadaran magis lingkup persepsinya terhadap realitas dan pengetahuan sangat terbatas, ia menepi dari sejarah, lari dari realitas, karena kesadarannya terpisah dari keberadaannya di dunia. Pemilik kesadaran ini sangat sulit memperoleh pengetahuan diluar kebutuhan biologisnya.
b.      Kesadaran Naif (Transitif). Level selanjutnya adalah kesadaran naïf. Pemilik kesadaran ini cenderung menyederhanakan masalah-masalah kehidupan. Cara mereka menyederhanakan masalah adalah dengan menimpakan penyebabnya pada individu-individu, kemampuan kait-mengait antara masalah dan penyebanya sangatlah rendah, ia sulit melakukan perenungan (refleksi) terhadap kondisi social dan historis keberadaannya di dunia. Menurut Freire (1973) “kesadaran naïf memandang kausalitas sebagai sebuah fakta yang statis, tetap dan makannya menipu persepsi mereka”. Kesulitannya dalam melakukan refelksi dan memandang kausalitas membuatnya larut dalam realitas.
Orang-orang pada level ini cenderung ingin berkelompok, akan tetapi dalam kesia-siaan. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk berkumpul mencari kesenangan bersama dan lari dari masalah-masalah kehidupan yang merenggut humanitas mereka. Orang yang berkedaraan naïf kurang memiliki daya kritis untuk mengubah keadaan yang timpang, kehidupan dimaknai sebagai pelanggengan status quo, nyaman-nyaman saja dengan keadaan hari ini, karena hari esok hanya cerminan dari norma yang berlaku hari ini. Orang pada level kesadaran naïf bersifat pasif –reaktif., ia mengalihkan tanggung jawab pada system yang ideal (pemerintah) sebagai penyedia atau sumber norma dan aturan yang menata berputarnya kehidupan, sehingga ia hanya berperan sebagai pelaksana  yang teknikalitis, alergi perubahan. Orang pada level kesadaran naïf acap kali rendah diri, ia mempermasalahkan dirinya yang tidak sehebat penindas, kobodohan, kekotoran, kemiskinan, merupakan masalah yang mencekik mereka. Inilah yang oleh Freire disebut agresi horizontal atau penghakiman diri sendiri. Ia hanya mampu berdebat denagn cara polemic (mempermasalahkan sesuatu tak berujung, hanya membual), ia menghindari dialog, ia menghindari penamaan dunia. Ia lebih suka membual tentang dunia.
c.       Kesadaran kritis (Intransitif). Kesadaran kritis adalah kesadaran yang aktif terlibat dan melibatkan diri dengan realitas, otonom meng-kreasi me-rekreasi pengetahuan. Manusia yang memiliki kesadaran kritis memiliki kemampuan untuk menafsirkan masalah dengan penjelasan prinsip kausalitas yang mendalam, penjelasannya tidak bersumber pada hal-hal yang bersifat magis.
Pemilik kesadaran kritis teliti dalam menguji suatu temuan, menghindari praduga dalam menganalisis masalah, ia sangat terbuka dan menghindari pemutarbalikan fakta. Kemampuannya dalam menganalisis masalah membuatnya menolak untk pasif, ia sadar akan perannya yang wajib terlibat dalam setiap laku penciptaan dan penamaan dunia melalui dialog dengan argumentasi yang sehat. Kemudian ia juga memiliki identitas diri yang membuatnya senantiasa melakukan melakukan refleksi atas segala tindakannya yang bermuara pada perubahan social masyarakat yang lebih demokratis.
d.      Kesadaran transformative.
Kesadaran kritis adalah saran untuk mencapai kesadran transformative. Menurut Freire (1997) keasadaran transformative ekspresi dari hakikat kesadaran itu sendiri.Kesadaran transformative terjadi ketika orang dengan kesadaran kritisnya menangkan the reason for beings dan men-transendensi konteks social yang ada.Posisi orang sebagi subjek menjadi ter-realisasi melalui transformasi dirinya dan budayanya.



Daftar Pustaka
Kesuma, Dharma,Dr.,M.Pd dan teguh Ibrahim,S.Pd.2016.Struktur Fundamental Pedagogik (Membedah Pemikiran Paulo Freire).Bandung:PT. Refika Aditama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar