Proses perkembangan bangkitnya kesadaran dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu :
a.
Kesadaran
Magis (Semi-Intransitif). Kesadaran magis merupakan level kesadaran yang paling
dangkal, hampir mirip dengan hewan yang tidak memiliki kesadaran. Ini karena
hewan adalah makhluk yang tidak mampu mengobjektifikasi diri sendiri atapun
aktivitasnya sehingga penghidupannya tidak mampu memberi makna pada dunia.
Pemilik kesadaran magis lingkup persepsinya terhadap realitas dan pengetahuan
sangat terbatas, ia menepi dari sejarah, lari dari realitas, karena
kesadarannya terpisah dari keberadaannya di dunia. Pemilik kesadaran ini sangat
sulit memperoleh pengetahuan diluar kebutuhan biologisnya.
b.
Kesadaran
Naif (Transitif). Level selanjutnya adalah kesadaran naïf. Pemilik kesadaran
ini cenderung menyederhanakan masalah-masalah kehidupan. Cara mereka
menyederhanakan masalah adalah dengan menimpakan penyebabnya pada
individu-individu, kemampuan kait-mengait antara masalah dan penyebanya
sangatlah rendah, ia sulit melakukan perenungan (refleksi) terhadap kondisi
social dan historis keberadaannya di dunia. Menurut Freire (1973) “kesadaran
naïf memandang kausalitas sebagai sebuah fakta yang statis, tetap dan makannya
menipu persepsi mereka”. Kesulitannya dalam melakukan refelksi dan memandang
kausalitas membuatnya larut dalam realitas.
Orang-orang
pada level ini cenderung ingin berkelompok, akan tetapi dalam kesia-siaan.
Mereka menghabiskan banyak waktu untuk berkumpul mencari kesenangan bersama dan
lari dari masalah-masalah kehidupan yang merenggut humanitas mereka. Orang yang
berkedaraan naïf kurang memiliki daya kritis untuk mengubah keadaan yang
timpang, kehidupan dimaknai sebagai pelanggengan status quo, nyaman-nyaman saja
dengan keadaan hari ini, karena hari esok hanya cerminan dari norma yang berlaku
hari ini. Orang pada level kesadaran naïf bersifat pasif –reaktif., ia
mengalihkan tanggung jawab pada system yang ideal (pemerintah) sebagai penyedia
atau sumber norma dan aturan yang menata berputarnya kehidupan, sehingga ia
hanya berperan sebagai pelaksana yang
teknikalitis, alergi perubahan. Orang pada level kesadaran naïf acap kali
rendah diri, ia mempermasalahkan dirinya yang tidak sehebat penindas,
kobodohan, kekotoran, kemiskinan, merupakan masalah yang mencekik mereka.
Inilah yang oleh Freire disebut agresi horizontal atau penghakiman diri
sendiri. Ia hanya mampu berdebat denagn cara polemic (mempermasalahkan sesuatu
tak berujung, hanya membual), ia menghindari dialog, ia menghindari penamaan
dunia. Ia lebih suka membual tentang dunia.
c.
Kesadaran
kritis (Intransitif). Kesadaran kritis adalah kesadaran yang aktif terlibat dan
melibatkan diri dengan realitas, otonom meng-kreasi me-rekreasi pengetahuan.
Manusia yang memiliki kesadaran kritis memiliki kemampuan untuk menafsirkan
masalah dengan penjelasan prinsip kausalitas yang mendalam, penjelasannya tidak
bersumber pada hal-hal yang bersifat magis.
Pemilik
kesadaran kritis teliti dalam menguji suatu temuan, menghindari praduga dalam
menganalisis masalah, ia sangat terbuka dan menghindari pemutarbalikan fakta.
Kemampuannya dalam menganalisis masalah membuatnya menolak untk pasif, ia sadar
akan perannya yang wajib terlibat dalam setiap laku penciptaan dan penamaan dunia
melalui dialog dengan argumentasi yang sehat. Kemudian ia juga memiliki
identitas diri yang membuatnya senantiasa melakukan melakukan refleksi atas
segala tindakannya yang bermuara pada perubahan social masyarakat yang lebih
demokratis.
d.
Kesadaran
transformative.
Kesadaran
kritis adalah saran untuk mencapai kesadran transformative. Menurut Freire
(1997) keasadaran transformative ekspresi dari hakikat kesadaran itu
sendiri.Kesadaran transformative terjadi ketika orang dengan kesadaran
kritisnya menangkan the reason for beings dan men-transendensi konteks social
yang ada.Posisi orang sebagi subjek menjadi ter-realisasi melalui transformasi
dirinya dan budayanya.
Daftar Pustaka
Kesuma,
Dharma,Dr.,M.Pd dan teguh Ibrahim,S.Pd.2016.Struktur Fundamental Pedagogik
(Membedah Pemikiran Paulo Freire).Bandung:PT. Refika Aditama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar