Jumat, 30 Desember 2016

Apakah Dialog Memunculkan Pemikiran Kritis?


Dialog yang benar tidak dapat terjadi jika para partisipan tidak terlibat dalam proses berpkir kritis. Freire (2005) memandang bahwa : “pemikiran kritis adalah pemikiran yang melihat suatu hubungan tak terpisahkan antara manusia dengan dunia tanpa melakukan dikhotomi diantara keduanya – pemikiran yang memandang realitas sebagai proses dan  perubahan, ketimbang sebagai suatu entitas yang statis – pemikiran yang tidak memisahkan pemikiran itu sebdiri dari tindakan, tetapi senantiasa bergumul dengan msalah-masalah dunia tanpa gentar menghadapi resiko”. Dialog yang benar akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang merajang pikiran, menghadapkannya pada masalah-masalah kehidupan manusia dalam perjuangannya yang menjarah dan eksistensial. Melalui pemikiran-pemikiran yang kritis terhadap realitas, manusia akan berusaha merefleksikan segala bentuk pengalaman hidupnya sebagai sebuah bahan untuk dipikirkan secara kritis yang kemudian  melahirkan tindakan-tindakan yang mengbah dunia.
Adapn pertanyaan-pertanyaan tersebut yaitu :
1)      What is the problem? Tahap ini bertujuan untuk membentuk kepekaan terhadap realitas social yang terjadi di sekitar
2)      Whay is it happening? Tahap ini dimaksudkan agar peserta didik dibiasakan untuk berpikir kritis
3)      What can be done to change the situation? Tahap ini merupakan tahap pencarian atau alternative pemecahan masalah.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar