Dialog
yang benar tidak dapat terjadi jika para partisipan tidak terlibat dalam proses
berpkir kritis. Freire (2005) memandang bahwa : “pemikiran kritis adalah
pemikiran yang melihat suatu hubungan tak terpisahkan antara manusia dengan
dunia tanpa melakukan dikhotomi diantara keduanya – pemikiran yang memandang
realitas sebagai proses dan perubahan,
ketimbang sebagai suatu entitas yang statis – pemikiran yang tidak memisahkan
pemikiran itu sebdiri dari tindakan, tetapi senantiasa bergumul dengan msalah-masalah
dunia tanpa gentar menghadapi resiko”. Dialog yang benar akan memunculkan
pertanyaan-pertanyaan yang merajang pikiran, menghadapkannya pada
masalah-masalah kehidupan manusia dalam perjuangannya yang menjarah dan
eksistensial. Melalui pemikiran-pemikiran yang kritis terhadap realitas,
manusia akan berusaha merefleksikan segala bentuk pengalaman hidupnya sebagai
sebuah bahan untuk dipikirkan secara kritis yang kemudian melahirkan tindakan-tindakan yang mengbah
dunia.
Adapn
pertanyaan-pertanyaan tersebut yaitu :
1) What
is the problem? Tahap ini bertujuan untuk membentuk kepekaan terhadap realitas
social yang terjadi di sekitar
2) Whay
is it happening? Tahap ini dimaksudkan agar peserta didik dibiasakan untuk
berpikir kritis
3) What
can be done to change the situation? Tahap ini merupakan tahap pencarian atau
alternative pemecahan masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar