Kesadaran adalah totalitas manusia, pemikiran, perasaan, tubuh,
aspirasi, cita-cita. Definisi kesadaran dari Paulo Freire ini, mengimplikasikan
kemampuan metakognisi, kemampuan berpikir tentang berpikir. Bangkitnya atau
tumbuhnya kesadaran adalah humanisasi. Kesadaran bersifat reflective, merenungi-memaknai
dunia dan diri sendiri.
Untuk mencapai humanisasi maka diperlukan capaian-capaian
pendidikan yang lebih terminal, yaitu :
1.
Bangkitnya
kesadaran menuju kesadaran kritis
Menurut Freire (2005) “keasadaran merupakan proses inti atau
hakikat dari proses pendidikaan kaum tertindas, karena dengan tumbuhnya
kesadaran akan menjauhkan seseorang dari fear of Freedom”. Kesadaran
memungkinkan manusia bereksistensi dengan penciptaan makna kehidupan, bukan
sekedar survival belaka sebagaimana yang menjadi aktivitas hewan.
Pedagogi Freire untuk pendidikan tuna aksara melibatkan tidak hanya
reading the word, tetapi juga reading the world. Ini melibatkan pengembangan
kesadaran kritis. Pengembangan keasadaran kritis membuat orang-orang
mempertanyakan hakikat dari situasi historis dan social mereka – membaca dunia
mereka – dengan tujuan bertindak sebagai subjek-subjek dalam penciptaan
masyarakat demokratis. Freire menginginkan setiap manusia dapat membangkitkan
kesadarannya agar dapat menjadi manusia yang lebih utuh.
2.
Reading
the word and the world
Dalam rangka interfensi kritis,transformasi kehidupan, fungsi
pendidikan yang otentik bukanlah adaptasi atau konservatif, tetapi adlah
progresif. Untuk itu,pembacaan warisan social (iptek, text,the word) belaka
tidak cukup ; para lulusan pendidikan harus mampu membaca konteks (the world),
tema-tema zaman, membaca kehidupan, bukan hanya iptek yang terdapat dalam
kehidupan.
Pedagogi kritis Freire lebih terorientasi pada program penyadaran
kaum tertindas akan humanitas mereka yang menggenggam dunia. Proses penyadaran
menggunakan pendekatan praxis yaitu melalui refleksi krits akan situasi social
dan historis mereka, membaca “the world” mereka yang kemudian memancing
lahirnya aksi yang mampu membawa perubahan social. Proses penyadaran ini
menggunakan literasi kritis sebagai kesadarannya.
Literasi kritis erat kaitannya dengan pengungkapan realita social
yang timpang, mengangkatnya dalam bentuk teks, kemudian dimaknai secara kritis,
ditentang dengan radikal untuk perubahan masyarakat yang lebih demokratis.
Literaasi kritis melibatkan membaca konteks / the world, ini adalah sebuah
langkah yang harus dilakukan oleh orang-orang untuk dapat memlakukan intervensi
kritis, transformasi, kehidupan.
3.
Transformasi
Langkah lanjutan dari kesadaran kritis dan membaca dunia adalah
transformasi. Freire (1987) mengatakan bahwa transformasi bukanlah perubahan
metode atau teknik. Transformasi tidak dicapai dengan sekedar mengganti metode
dan teknik yang ada di sekolah. Transformasi adalah sebuah kritik social.
Dengan meng-kritik sekolah-sekolah tradisional, kita mengkritik system
kapitallis yang membangun, meneggakan, memelihar sekolah-sekolah tersebut.
Transformasi harus berdampak melalui dinding-dniding sekolah yang menyekat
ruang gerak, menjadi ttransformasi masyarakat yang meluas, membumi. Transformasi
memiliki berbagai tingkatan, pertama harus menuju penemuan makna baru mengenai
martabat diri dan tujuan akhir pendidikan yaitu penemuan cinta kasih antar
warga masyarakat.
Daftar Pustaka
Kesuma,
Dharma,Dr.,M.Pd dan teguh Ibrahim,S.Pd.2016.Struktur Fundamental Pedagogik
(Membedah Pemikiran Paulo Freire).Bandung:PT. Refika Aditama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar