Ø Pengertian
pendidikan sosial
Pendidikan
sosia adalah hubungan seseorang individu dengan lainnya dari jenis yang sama
atau pada sejumlah individu untuk membentuk lebih banyak atau lebih sedikit,
kelompok-kelompok yang terorganisir, juga tentang kecenderungan-kecenderungan
dan impuls-impuls yang behubungan dengan lainnya.
Adapun
pengertian pendidikan sosial menurut beberapa para ahli sebagai berikut :
Abdul Hamid al- Hasyimi
Pendidikan
sosial adalah bimbingan orang dewasa terhadap anak dengan memberikan pelatihan
untuk pertumbuhan kehidupan sosial dan memberikan macam-macam pendidikan
mengenai perilaku sosial dari sejak dini, agar hal itu mejadi elemen penting
dalam pembentukan sosial yang sehat.
St. Vembriarto
Pendidikan
sosial adalah berarti suatu usaha melalui proses untuk dan mengembangkan sikap sosial pada anak
dalam arti mengarahkan kegiatan (aktifitas) pada sosialisasi anak dalam
lingkungan sosialnya.
Nasikh Ulwan pendidikan
Pendidikan
sosial adalah mendidik manusia sejak kecil agar anak terbiasa menjalankan
perilaku sosial yang baik, dan memiliki nilai dasar-dasar kejiwaan mulia
bersumber pada aqidah dan keimanan yang mendalam, agar ditengah-tengah
masyarakat nanti anak mampu bergaul dan berperilaku yang baik, mempunyai
keseimbangan akal yang matang dan tindakan yang bijaksana.
Ø Aspek
sosial dalam pendidikan
Sebagaimana
yang telah di ketahui bahwa manusia adalah makhluk sosial (Soscial Being atau
homo saphiens ). Kita sebagai manusia dilahirkan ke alam dunia ini dalam
kondisi yang lemah, tak berdaya. Karena manusia tidak berdaya, maka dia tidak
akan sanggup melangsungkan hidupnya tanpa bantuan orang lain. Fithrah-potensi
manusia yang dibawa semenjak lahir baru dapat dan bisa berkembang dalam
pergaulan hidupnya, dan manusia yang dilahirkan itu tidak akan menjadi manusia
tanpa pengembangan potensi tersebut sebagaimana yang dikehendaki oleh ajaran
Islam
Aspek-aspek
sosial pendidikan dapat digambarkan dengan memandang ketergantungan individu-
individu satu sama lain dalam proses belajar. Makhluk-makhluk bukan manusia
seperti binatang buas, burung-burung, atau serangga dapat hidup hanya
berpedoman pada warisan biologis, suatu program genetik bagi tingkah laku
makhluk hidup. Pola-pola diwarisi mengajarnya memelihara anaknya, mencari
makan, dan menjaga kawasannya.
Menurut
Krech, et.al sebagai makhluk sosial, seorang individu sejak lahir hingga
sepanjang hayatnya senantiasa berhubungan dengan individu lainnya atau dengan
kata lain melakukan relasi interpersonal. Dalam relasi interpersonal itu
ditandai dengan berbagai aktivitas tertentu, baik aktivitas yang dihasilkan
berdasarkan naluriah semata atau justru melalui proses pembelajaran tertentu.
Berbagai aktivitas individu dalam relasi interpersonal ini biasa disebut
perilaku sosial.Krech et. al. Mengungkapkan bahwa untuk memahami perilaku
sosial individu, dapat dilihat dari kecenderungan-kecenderungan ciri-ciri
respon interpersonalnya, yang terdiri dari :
1)
Kecenderungan
Peranan (Role Disposition); yaitu kecenderungan yang mengacu kepada tugas,
kewajiban dan posisi yang dimiliki seorang individu.
Lebih
jauh diuraikan pula bahwa dalam kecenderungan peranan (Role Disposition)
terdapat pula empat kecenderungan yang bipolar, yaitu:
- Ascendance-Social Timidity. Ascendance
yaitu kecenderungan menampilkan keyakinan diri, dengan arah berlawanannya
social timidity yaitu takut dan malu bila bergaul dengan orang lain, terutama
yang belum dikenal.
- Dominace-Submissive. Dominace yaitu
kecenderungan untuk menguasai orang lain, dengan arah berlawanannya kecenderungansubmissive,
yaitu mudah menyerah dan tunduk pada perlakuan orang lain.
- Social Initiative-Social Passivitysocial.
Initiative yaitu kecenderungan untuk memimpin orang lain, dengan arah yang
berlawanannya social passivity yaitu kecenderungan pasif dan tak acuh.
- Independent–Depence. Independentyaitu untuk
bebas dari pengaruh orang lain, dengan arah berlawanannya dependence yaitu
kecenderungan untuk bergantung pada orang lain.
Dengan
demikian, perilaku sosial individu dilihat dari kecenderungan peranan (role
disposition) dapat dikatakan memadai, manakala menunjukkan ciri-ciri respons
interpersonal sebagai berikut :
a. yakin akan kemampuannya dalam bergaul secara
sosial;
b. memiliki pengaruh yang kuat terhadap teman
sebaya;
c. mampu memimpin teman-teman dalam kelompok;
dan
d. tidak mudah terpengaruh orang lain dalam
bergaul.
2)
Kecenderungan
Sosiometrik (Sociometric Disposition); yaitu kecenderungan yang bertautan
dengan kesukaan, kepercayaan terhadap individu lain
3)
Ekspressi
(Expression Disposition), yaitu kecenderungan yang bertautan dengan ekpresi
diri dengan menampilkan kebiasaaan-kebiasaan khas (particular fashion).
Sebaliknya, perilaku sosial individu
dikatakan kurang atau tidak memadai manakala menunjukkan ciri-ciri respons
interpersonal sebagai berikut :
a.
kurang
mampu bergaul secara social
b.
mudah
menyerah dan tunduk pada perlakuan orang lain
c.
pasif
dalam mengelola kelompok
d.
tergantung
kepada orang lain bila akan melakukan suatu tindakan.
Ø Dimensi-
dimensi sosial pendidikan yang dibicarakan dalam aspek- aspek sosial pendidikan adalah:
1.
aspek
sosial yang ditanamkan oleh pendidikan yang berlaku disekolah, seperti
pewarisan budaya dari generasi tua ke generasi muda.Ini berlaku pada semua
masyarakat, dahulu atau pun sekarang, termasuk dalam masyarakat Indonesia
sendiri. Juga pewarisan ketrampilan. ketrampilan dan generasi ke generasi. ini
juga berlaku di masyarakat manapun, walaupun teknologi ketrampilan itu selalu
berubah. Juga pewarisan nilai-nilai dan kepercayaan merupakan fungsi pendidikan.
Nilai-nilai seperti kejujuran, solidaritas, gotong-royong adalah nilai-nilai
yang tak dapat tidak harus wujud kalau masyarakat itu akan hidup terus. Sebab
kumpulan apapun tak akan hidup sebagai kumpulan tanpa nilai-nilai itu sebagai
pemersatu.
2.
aspek
sosial yang kedua yang mempengaruhi pendidikan adalah ciri-ciri budaya yang
dominan pada kawasan-kawasan tertentu di mana sekolah-sekolah itu wujud.
Walaupun pengelompokan seperti ini tidak selalu memberi gambaran yang jernih
terhadap kelompok yang dibicarakan di situ. Sebab faktor-faktor lain turut
memainkan peranan di dalamnya, seperti kepercayaan politik dan sosial, status
sosio ekonoimi, kelas sosial, etnik, ras, agama dan lain-lain.
3.
aspek
sosila ketiga yang memainkan peranan pada pendidikan yaitu faktor-faktor
organisasi, dan segi birokrasi. Adanya sistem adrninistrasi yang bersifat
hirarkis dan biasanya berlaku pada tiap organisasi persekolahan. Juga
hubungan-hubungan dan segi formal dan informal yang masing-masing tergantung
pada sistem-sistem sosial yang mengadakannya. Begitu juga guru dan
adininistrasi, hubungan orang tua, guru, hubungan teman-teman sebaya, dan
hubungan guru, murid, semuanya besar pengaruhnya dalam pelaksanaan pendidikan.
4.
aspek
sosial keempat yang terpenting mempengaruhi pendidikan adalah sistem pendidakan
itu sendiri. Istilah sistem pendidikan bermaksud suatu pola total masyarakat
dalam institusi formal, agen-agen dan organisasi yang meimindahkan pengetahuan
dan warisan kebudayaan yang mempengaruhi pertumbuhan sosial, spiritual, dan intelektual
seseorang. Walaupun mungkan kita menganalisa sistem pendidikan dalam kawasan
kota, kota madya, propinsi dan lain-lain, tetapi biasanva dibuat dalam bentuk
lebih besar, seperti sebuah negara.
Ø Tujuan
Pendidikan Sosial
1.
Mengajar
anak-anak yang hanya mempunyai hak saja, menjadi manusia yang tahu dan
menginsyafi tugas dan kewajibannya terhadap bermacammacam golongan dalam
masyarakat.
2.
Membiasakan
anak-anak berbuat mematuhi dan memenuhi tugas kewajiban sebagai anggota
masyarakat dan sebagai warga negara.Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang
disengaja untuk mencapai suatu tujuan harus mempunyai landasan tempat berpijak
yang baik dan kuat.
Adapun tujuan Pendidikan Sosial Menurut
beberapa Ahli sebagai berikut :
Menurut
Clark dan Nursid yang dikutip oleh Bukhari Alma dan M.Harlas Gunawan
a.
pendidikan
sosial adalah Perkembangan individu yang dapat memahami lingkungan
sosialnya serta manusia dengan kegiatan
dan interaksi antara mereka. Anak didik diharapkan agar dapat menjadi anggota
masyarakat yang produktif dan dapat andil dalam masyarakat. Mempunyai rasa
tanggung jawab, tolong menolong sesama dan dapat mengembangkan nilai - nilai
yang berlaku di masyarakat.
b.
Terbinanya
warga negara yang akan datang peka terhadap
masalahmasalah sosial yang terjadi di masyarakat
c.
Memiliki
sikap mental yaang positif terhadap segala ketimpangan sayang terjadi, dan
terampil mengatasi masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya
sendiri terutama yang menimpa kehidupan masyarakat.
Menurut
ST. Vembriarto
a.
Mampu
melindungi hidup dan kesehatannya
b.
Mampu
mengadakan sarana dan upaya dengan mengembangkan pengetahuan, kecerdasan dan
ketrampilan
c.
Mampu
hidup dengan manusia lain dalam usaha membentuk keluarga dan hidup
bermasyarakat
d.
Mampu
bertanggung jawab atas keamanan diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan dunia
e.
Bertanggung
jawab terhadap lingkungan ekologinya.
Ø Landasan
Pendidikan Sosial
Dalam
proses sosial, ketika manusia melakukan interaksi sosial, manusia tidak
terlepas dari konteks sosial yang disebut “ Lingkungan Sosial “. Ibnu Khaldun
mengatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Pernyataan ini mengandung bahwa
seorang manusia tidak bisa hidup sendirian dan eksistensinya tidaklah
terlaksana kecuali dengan kehidupan bersama.
Pendidikan
mempunyai peranan penting dalam kehidupan. Pendidikan adalah proses
pengembangan pribadi ( mencakup
pendidikan diri sendiri, pendidikan lingkungan, dan pendidikan oleh orang lain
atau guru dalam semua aspeknya [ mencakup aspek jasmani, akal dan hati ] ).
Sekolah
merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bersifat formal. Fungsi sekolah
menurut Wuradji (1998) :
·
Sekolah
sebagai kontrol sosial Yaitu memperbaiki kebiasaan-kebiasaan jelek pada anak-anak, baik ketika di rumah maupun
di masyarakat.
·
Sekolah
sebagai perubahan sosial yaitu menyeleksi nilai-nilai agar menghasilkan warga
negara yang baik dan menciptakan ilmu serta teknologi baru.
Ø Dampak
Konsep Pendidikan
Konsep
Pendidikan
·
Keberadaan
sekolah tidak dapat dipisahkan dengan masyrakat
·
Perlu
dibentuk badan kerjasama antara sekolah dengan tokoh-tokoh masyarakat
·
Peroses
sosialisasi siswa-siswi perlu ditingkatkan
·
Dinamika
kelompok dimanfaatkan untuk belajar
·
Kebudayaan
menyangkut seluruh cara hidup dan kehidupan manusia.
Hasil Proses Pendidikan
·
Memperoleh
nilai-nilai sosial budaya
·
Memperoleh
aspirasi pandangan hidup, cita-cita nasional dan tanggung jawab
Memperoleh dinamika ilmu pengetahuan teknologi dan
ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar