Selasa, 13 Desember 2016

Ilmu Pendidikan Sosial


Ø  Pengertian pendidikan sosial
Pendidikan sosia adalah hubungan seseorang individu dengan lainnya dari jenis yang sama atau pada sejumlah individu untuk membentuk lebih banyak atau lebih sedikit, kelompok-kelompok yang terorganisir, juga tentang kecenderungan-kecenderungan dan impuls-impuls yang behubungan dengan lainnya.
Adapun pengertian pendidikan sosial menurut beberapa para ahli sebagai berikut :
Abdul Hamid al- Hasyimi
Pendidikan sosial adalah bimbingan orang dewasa terhadap anak dengan memberikan pelatihan untuk pertumbuhan kehidupan sosial dan memberikan macam-macam pendidikan mengenai perilaku sosial dari sejak dini, agar hal itu mejadi elemen penting dalam pembentukan sosial yang sehat.
St. Vembriarto
Pendidikan sosial adalah berarti suatu usaha melalui proses untuk  dan mengembangkan sikap sosial pada anak dalam arti mengarahkan kegiatan (aktifitas) pada sosialisasi anak dalam lingkungan sosialnya.
Nasikh Ulwan pendidikan
Pendidikan sosial adalah mendidik manusia sejak kecil agar anak terbiasa menjalankan perilaku sosial yang baik, dan memiliki nilai dasar-dasar kejiwaan mulia bersumber pada aqidah dan keimanan yang mendalam, agar ditengah-tengah masyarakat nanti anak mampu bergaul dan berperilaku yang baik, mempunyai keseimbangan akal yang matang dan tindakan yang bijaksana.
Ø  Aspek sosial dalam pendidikan
Sebagaimana yang telah di ketahui bahwa manusia adalah makhluk sosial (Soscial Being atau homo saphiens ). Kita sebagai manusia dilahirkan ke alam dunia ini dalam kondisi yang lemah, tak berdaya. Karena manusia tidak berdaya, maka dia tidak akan sanggup melangsungkan hidupnya tanpa bantuan orang lain. Fithrah-potensi manusia yang dibawa semenjak lahir baru dapat dan bisa berkembang dalam pergaulan hidupnya, dan manusia yang dilahirkan itu tidak akan menjadi manusia tanpa pengembangan potensi tersebut sebagaimana yang dikehendaki oleh ajaran Islam
Aspek-aspek sosial pendidikan dapat digambarkan dengan memandang ketergantungan individu- individu satu sama lain dalam proses belajar. Makhluk-makhluk bukan manusia seperti binatang buas, burung-burung, atau serangga dapat hidup hanya berpedoman pada warisan biologis, suatu program genetik bagi tingkah laku makhluk hidup. Pola-pola diwarisi mengajarnya memelihara anaknya, mencari makan, dan menjaga kawasannya.
Menurut Krech, et.al sebagai makhluk sosial, seorang individu sejak lahir hingga sepanjang hayatnya senantiasa berhubungan dengan individu lainnya atau dengan kata lain melakukan relasi interpersonal. Dalam relasi interpersonal itu ditandai dengan berbagai aktivitas tertentu, baik aktivitas yang dihasilkan berdasarkan naluriah semata atau justru melalui proses pembelajaran tertentu. Berbagai aktivitas individu dalam relasi interpersonal ini biasa disebut perilaku sosial.Krech et. al. Mengungkapkan bahwa untuk memahami perilaku sosial individu, dapat dilihat dari kecenderungan-kecenderungan ciri-ciri respon interpersonalnya, yang terdiri dari :
1)      Kecenderungan Peranan (Role Disposition); yaitu kecenderungan yang mengacu kepada tugas, kewajiban dan posisi yang dimiliki seorang individu.
Lebih jauh diuraikan pula bahwa dalam kecenderungan peranan (Role Disposition) terdapat pula empat kecenderungan yang bipolar, yaitu:
-     Ascendance-Social Timidity. Ascendance yaitu kecenderungan menampilkan keyakinan diri, dengan arah berlawanannya social timidity yaitu takut dan malu bila bergaul dengan orang lain, terutama yang belum dikenal.
-     Dominace-Submissive. Dominace yaitu kecenderungan untuk menguasai orang lain, dengan arah berlawanannya kecenderungansubmissive, yaitu mudah menyerah dan tunduk pada perlakuan orang lain.
-     Social Initiative-Social Passivitysocial. Initiative yaitu kecenderungan untuk memimpin orang lain, dengan arah yang berlawanannya social passivity yaitu kecenderungan pasif dan tak acuh.
-     Independent–Depence. Independentyaitu untuk bebas dari pengaruh orang lain, dengan arah berlawanannya dependence yaitu kecenderungan untuk bergantung pada orang lain.
Dengan demikian, perilaku sosial individu dilihat dari kecenderungan peranan (role disposition) dapat dikatakan memadai, manakala menunjukkan ciri-ciri respons interpersonal sebagai berikut :
a.   yakin akan kemampuannya dalam bergaul secara sosial;
b.   memiliki pengaruh yang kuat terhadap teman sebaya;
c.   mampu memimpin teman-teman dalam kelompok; dan
d.   tidak mudah terpengaruh orang lain dalam bergaul.
2)      Kecenderungan Sosiometrik (Sociometric Disposition); yaitu kecenderungan yang bertautan dengan kesukaan, kepercayaan terhadap individu lain
3)      Ekspressi (Expression Disposition), yaitu kecenderungan yang bertautan dengan ekpresi diri dengan menampilkan kebiasaaan-kebiasaan khas (particular fashion).
Sebaliknya, perilaku sosial individu dikatakan kurang atau tidak memadai manakala menunjukkan ciri-ciri respons interpersonal sebagai berikut :
a.       kurang mampu bergaul secara social
b.      mudah menyerah dan tunduk pada perlakuan orang lain
c.       pasif dalam mengelola kelompok
d.      tergantung kepada orang lain bila akan melakukan suatu tindakan.
Ø  Dimensi- dimensi sosial pendidikan yang dibicarakan dalam aspek- aspek sosial   pendidikan adalah:
1.      aspek sosial yang ditanamkan oleh pendidikan yang berlaku disekolah, seperti pewarisan budaya dari generasi tua ke generasi muda.Ini berlaku pada semua masyarakat, dahulu atau pun sekarang, termasuk dalam masyarakat Indonesia sendiri. Juga pewarisan ketrampilan. ketrampilan dan generasi ke generasi. ini juga berlaku di masyarakat manapun, walaupun teknologi ketrampilan itu selalu berubah. Juga pewarisan nilai-nilai dan kepercayaan merupakan fungsi pendidikan. Nilai-nilai seperti kejujuran, solidaritas, gotong-royong adalah nilai-nilai yang tak dapat tidak harus wujud kalau masyarakat itu akan hidup terus. Sebab kumpulan apapun tak akan hidup sebagai kumpulan tanpa nilai-nilai itu sebagai pemersatu.
2.      aspek sosial yang kedua yang mempengaruhi pendidikan adalah ciri-ciri budaya yang dominan pada kawasan-kawasan tertentu di mana sekolah-sekolah itu wujud. Walaupun pengelompokan seperti ini tidak selalu memberi gambaran yang jernih terhadap kelompok yang dibicarakan di situ. Sebab faktor-faktor lain turut memainkan peranan di dalamnya, seperti kepercayaan politik dan sosial, status sosio ekonoimi, kelas sosial, etnik, ras, agama dan lain-lain.
3.      aspek sosila ketiga yang memainkan peranan pada pendidikan yaitu faktor-faktor organisasi, dan segi birokrasi. Adanya sistem adrninistrasi yang bersifat hirarkis dan biasanya berlaku pada tiap organisasi persekolahan. Juga hubungan-hubungan dan segi formal dan informal yang masing-masing tergantung pada sistem-sistem sosial yang mengadakannya. Begitu juga guru dan adininistrasi, hubungan orang tua, guru, hubungan teman-teman sebaya, dan hubungan guru, murid, semuanya besar pengaruhnya dalam pelaksanaan pendidikan.
4.      aspek sosial keempat yang terpenting mempengaruhi pendidikan adalah sistem pendidakan itu sendiri. Istilah sistem pendidikan bermaksud suatu pola total masyarakat dalam institusi formal, agen-agen dan organisasi yang meimindahkan pengetahuan dan warisan kebudayaan yang mempengaruhi pertumbuhan sosial, spiritual, dan intelektual seseorang. Walaupun mungkan kita menganalisa sistem pendidikan dalam kawasan kota, kota madya, propinsi dan lain-lain, tetapi biasanva dibuat dalam bentuk lebih besar, seperti sebuah negara.
Ø  Tujuan Pendidikan Sosial
1.      Mengajar anak-anak yang hanya mempunyai hak saja, menjadi manusia yang tahu dan menginsyafi tugas dan kewajibannya terhadap bermacammacam golongan dalam masyarakat.
2.      Membiasakan anak-anak berbuat mematuhi dan memenuhi tugas kewajiban sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga negara.Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai suatu tujuan harus mempunyai landasan tempat berpijak yang baik dan kuat.
Adapun tujuan Pendidikan Sosial Menurut beberapa Ahli sebagai berikut :
Menurut Clark dan Nursid yang dikutip oleh Bukhari Alma dan M.Harlas Gunawan
a.       pendidikan sosial adalah Perkembangan individu yang dapat memahami lingkungan sosialnya  serta manusia dengan kegiatan dan interaksi antara mereka. Anak didik diharapkan agar dapat menjadi anggota masyarakat yang produktif dan dapat andil dalam masyarakat. Mempunyai rasa tanggung jawab, tolong menolong sesama dan dapat mengembangkan nilai - nilai yang berlaku di masyarakat.
b.      Terbinanya warga negara yang akan datang peka terhadap  masalahmasalah sosial yang terjadi di masyarakat
c.       Memiliki sikap mental yaang positif terhadap segala ketimpangan sayang terjadi, dan terampil mengatasi masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri terutama yang menimpa kehidupan masyarakat.
Menurut ST. Vembriarto
a.       Mampu melindungi hidup dan kesehatannya
b.      Mampu mengadakan sarana dan upaya dengan mengembangkan pengetahuan, kecerdasan dan ketrampilan
c.       Mampu hidup dengan manusia lain dalam usaha membentuk keluarga dan hidup bermasyarakat
d.      Mampu bertanggung jawab atas keamanan diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan dunia
e.       Bertanggung jawab terhadap lingkungan ekologinya.
Ø  Landasan Pendidikan Sosial
Dalam proses sosial, ketika manusia melakukan interaksi sosial, manusia tidak terlepas dari konteks sosial yang disebut “ Lingkungan Sosial “. Ibnu Khaldun mengatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Pernyataan ini mengandung bahwa seorang manusia tidak bisa hidup sendirian dan eksistensinya tidaklah terlaksana kecuali dengan kehidupan bersama.
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan. Pendidikan adalah proses pengembangan pribadi  ( mencakup pendidikan diri sendiri, pendidikan lingkungan, dan pendidikan oleh orang lain atau guru dalam semua aspeknya [ mencakup aspek jasmani, akal dan hati ] ).
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bersifat formal. Fungsi sekolah menurut Wuradji (1998) :
·         Sekolah sebagai kontrol sosial Yaitu memperbaiki kebiasaan-kebiasaan jelek  pada anak-anak, baik ketika di rumah maupun di masyarakat.
·         Sekolah sebagai perubahan sosial yaitu menyeleksi nilai-nilai agar menghasilkan warga negara yang baik dan menciptakan ilmu serta teknologi baru. 
Ø  Dampak Konsep Pendidikan
Konsep Pendidikan
·         Keberadaan sekolah tidak dapat dipisahkan dengan masyrakat
·         Perlu dibentuk badan kerjasama antara sekolah dengan tokoh-tokoh masyarakat
·         Peroses sosialisasi siswa-siswi perlu ditingkatkan
·         Dinamika kelompok dimanfaatkan  untuk belajar
·         Kebudayaan menyangkut seluruh cara hidup dan kehidupan manusia.
Hasil Proses Pendidikan
·         Memperoleh nilai-nilai sosial budaya
·         Memperoleh aspirasi pandangan hidup, cita-cita nasional dan tanggung jawab
Memperoleh dinamika ilmu pengetahuan teknologi dan ekonomi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar