Kamis, 22 Desember 2016

Isi Pendidikan Paulo Freire



Pada dasarnya isi pendidikan tentu berkaitan dengan kurikulum, yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan program pendidikan tertentu. Dalam Peraturan Menteri No. 22 Tahun 2006  Tentang Standar Isi, standar ini yang dimaksud dengan tujuan adalah kompetensi atau learning outcomes, isi dan bahan pelajaran adalah bahan kajian, cara adalah metode pembelajaran dan cara penilaian, dan kegiatan pembelajaran adalah implementasi dari semua komponen di atas. Sedangkan standar isi dalam kajian Freire isi pemdidikan lebih terkait dengan learning outcomes, yaitu merupakan capaian antara tujuan-tujuan akhir pendidikan, yaitu humanisasi seperti yang telah dikemukakan pada tujuan pendidikan.
Isi pendidikan sebagaimana dianjurkan dan dipraktikkan Freire, terdiri atas iptek dan nilai-nilai. Iptek sebagai produk dan sebagai proses, dan nilai-nilai sebagaimana terkandung dalam konteks realitas social tempat berlangsungnya kehidupan. Memang Freire sendiri tidak berbicara khusus tentang nilai-nilai sebagai isi pendidikan. Tetapi ia menyatakan bahwa pendidikan itu selalu politis, selalu memihak, tidak netral. Pendidikan bagi Freire adalah sarana agar manusia agar melakukan intervensi kritis terhadap realitas. Nilai-nilai yang paling sentral bagi Freire sebagai isi pendidikan adalah nilai-nilai humanisasi.
Freire mendesain suatu konsep pendidikan literasi fungsional menggunakan pembendaharaan kata-kata yang digali dari berbagai tema pokok pembicaraan sehaari-hari masyarakat petani di Brazil dan Chile. Dalam pelaksanaannya, konsep pendidikan literasi fungsional Freire ini terdiri dari tiga tahap yaitu :
1.      Tahap kodifikasi ddan dekodifikasi, merupakan tahapan dalam konteks konkret dan konteks teoritis (melalui gambar-gambar, cerita rakyat, dan sebagainya). Tahap kodifikasi (menandai) adalah proses dimana pendidik memberi tanda berupa ilustrasi dari tema-tema problematis yang hendak dibangun berdasarkan realitas yang dialami oleh peserta didik. Kodifikasi merupakan sebuah objek pengetahuan yang menjembatani antara peserta didik dan siswanya menyingkap tabir kehidupan. Sedangkan dekodifikasi (mengurai kodifikasi) tersebut bersama dengan guru dan siswa menganalisis kehidupan mereka sendiri, dalam diskusi yang panjang mereka mengeluarkan segenap ketajaman penglihatannya terhadap diri mereka sendiri yang terlibat bersama dunia (realitas objektif). Guru dan siswa memposiiskan diri mereka sebagai subjek yang menolak budaya bisu.
2.      Tahap diskusi kultural, merupakan tahap lanjutan dalam satuan kelompok-kelompok kerja kecil yang sifatnya problematis dengan menggunakan kata-kata kunci. Diskusi kultural dibangun dengan cara mendramatisasi kenyataan yang dialami, hal ini dapat membantu merangsang ekspresi dari anggota kelompok terhadap realitas yang timpang, akan tetapi melatih mengembangkan kesadaran politisnya.
3.      Tahap aksi kultural, merupakan tahap “praxis” yang sesungguhnya dimana tindakan setiap orang atau kelompok menjadi bagian langsung dari realitas. Setelah melalui tahap diskusi kultural yang problematis, langkah selanjutnya adalah mewujudkan tindakan-tindakan yang telah direfleksikan sebelumnya pada tahap kodifikasi, dekodifikasi, dan diskusi kultural. Tindakan atau aksi kultural dimulai dengan menyelidiki tema-tema generative dimana orang dapat melakukan refleksi dan penilaian diri secara kritis. Dengan menghadirkan kenyataan objektif, dalam memecahkan masalah selama penyelidikan tema tadi, kemudian mulai menggoreksi kodifikasi, sehingga mereka akan tahu bagaimana pengetahuan yang mereka miliki pada waktu itu. Melalui rasa keterlibatan diri dengan realitas dan pengetahuan yang memadai, maka aksi kultural dimulai dengan kesadaran untuk menentang budaya bisu, mereka mencoba berdialektika dengan tokoh-tokoh lain. melalui aksi kultural dialogis, maka mereka sudah memposisikan dirinya sebagai diri dan agen perubahan bagi kehidupan yang lebih baik.



Daftar Pustaka
Kesuma, Dharma,Dr.,M.Pd dan teguh Ibrahim,S.Pd.2016.Struktur Fundamental Pedagogik (Membedah Pemikiran Paulo Freire).Bandung:PT. Refika Aditama.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar