Pada
dasarnya isi pendidikan tentu berkaitan dengan kurikulum, yaitu seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai
tujuan program pendidikan tertentu. Dalam Peraturan Menteri No. 22 Tahun
2006 Tentang Standar Isi, standar ini
yang dimaksud dengan tujuan adalah kompetensi atau learning outcomes, isi dan
bahan pelajaran adalah bahan kajian, cara adalah metode pembelajaran dan cara
penilaian, dan kegiatan pembelajaran adalah implementasi dari semua komponen di
atas. Sedangkan standar isi dalam kajian Freire isi pemdidikan lebih terkait
dengan learning outcomes, yaitu merupakan capaian antara tujuan-tujuan akhir
pendidikan, yaitu humanisasi seperti yang telah dikemukakan pada tujuan
pendidikan.
Isi
pendidikan sebagaimana dianjurkan dan dipraktikkan Freire, terdiri atas iptek
dan nilai-nilai. Iptek sebagai produk dan sebagai proses, dan nilai-nilai
sebagaimana terkandung dalam konteks realitas social tempat berlangsungnya
kehidupan. Memang Freire sendiri tidak berbicara khusus tentang nilai-nilai
sebagai isi pendidikan. Tetapi ia menyatakan bahwa pendidikan itu selalu
politis, selalu memihak, tidak netral. Pendidikan bagi Freire adalah sarana
agar manusia agar melakukan intervensi kritis terhadap realitas. Nilai-nilai
yang paling sentral bagi Freire sebagai isi pendidikan adalah nilai-nilai
humanisasi.
Freire
mendesain suatu konsep pendidikan literasi fungsional menggunakan
pembendaharaan kata-kata yang digali dari berbagai tema pokok pembicaraan
sehaari-hari masyarakat petani di Brazil dan Chile. Dalam pelaksanaannya,
konsep pendidikan literasi fungsional Freire ini terdiri dari tiga tahap yaitu
:
1.
Tahap
kodifikasi ddan dekodifikasi, merupakan tahapan dalam konteks konkret dan
konteks teoritis (melalui gambar-gambar, cerita rakyat, dan sebagainya). Tahap
kodifikasi (menandai) adalah proses dimana pendidik memberi tanda berupa
ilustrasi dari tema-tema problematis yang hendak dibangun berdasarkan realitas
yang dialami oleh peserta didik. Kodifikasi merupakan sebuah objek pengetahuan
yang menjembatani antara peserta didik dan siswanya menyingkap tabir kehidupan.
Sedangkan dekodifikasi (mengurai kodifikasi) tersebut bersama dengan guru dan
siswa menganalisis kehidupan mereka sendiri, dalam diskusi yang panjang mereka
mengeluarkan segenap ketajaman penglihatannya terhadap diri mereka sendiri yang
terlibat bersama dunia (realitas objektif). Guru dan siswa memposiiskan diri
mereka sebagai subjek yang menolak budaya bisu.
2.
Tahap
diskusi kultural, merupakan tahap lanjutan dalam satuan kelompok-kelompok kerja
kecil yang sifatnya problematis dengan menggunakan kata-kata kunci. Diskusi
kultural dibangun dengan cara mendramatisasi kenyataan yang dialami, hal ini
dapat membantu merangsang ekspresi dari anggota kelompok terhadap realitas yang
timpang, akan tetapi melatih mengembangkan kesadaran politisnya.
3.
Tahap
aksi kultural, merupakan tahap “praxis” yang sesungguhnya dimana tindakan
setiap orang atau kelompok menjadi bagian langsung dari realitas. Setelah
melalui tahap diskusi kultural yang problematis, langkah selanjutnya adalah
mewujudkan tindakan-tindakan yang telah direfleksikan sebelumnya pada tahap
kodifikasi, dekodifikasi, dan diskusi kultural. Tindakan atau aksi kultural
dimulai dengan menyelidiki tema-tema generative dimana orang dapat melakukan
refleksi dan penilaian diri secara kritis. Dengan menghadirkan kenyataan
objektif, dalam memecahkan masalah selama penyelidikan tema tadi, kemudian
mulai menggoreksi kodifikasi, sehingga mereka akan tahu bagaimana pengetahuan
yang mereka miliki pada waktu itu. Melalui rasa keterlibatan diri dengan
realitas dan pengetahuan yang memadai, maka aksi kultural dimulai dengan
kesadaran untuk menentang budaya bisu, mereka mencoba berdialektika dengan
tokoh-tokoh lain. melalui aksi kultural dialogis, maka mereka sudah
memposisikan dirinya sebagai diri dan agen perubahan bagi kehidupan yang lebih
baik.
Daftar Pustaka
Kesuma,
Dharma,Dr.,M.Pd dan teguh Ibrahim,S.Pd.2016.Struktur Fundamental Pedagogik
(Membedah Pemikiran Paulo Freire).Bandung:PT. Refika Aditama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar