Rabu, 28 Desember 2016

Keselarasan Sains dan Spiritual

Sains, atau ilmu pengetahuan, adalah sebuah upaya manusia untuk memahami alam semesta beserta segala isinya. Yang menjadi ciri khas sains adalah pendekatannya yang rasional dan eksperimental. Artinya, semua argumen yang dibangun haruslah masuk akal, dan bisa diuji di dalam berbagai bentuk eksperimen yang mungkin. Hasil dari sains adalah pengetahuan yang lebih dalam tentang alam semesta.
Pengetahuan tersebut haruslah memiliki kemampuan untuk meramalkan apa yang mungkin terjadi di masa depan. Ia juga harus menjawab beberapa pertanyaan yang ada, sekaligus membuka pertanyaan-pertanyaan baru untuk diteliti lebih jauh. Buah dari sains adalah teknologi yang mempermudah kehidupan manusia. Kemudahan mencuci baju, berkomunikasi, mengola data dan transportasi adalah buah-buah langsung dari perkembangan sains.
Spiritualitas adalah cara hidup tertentu yang membawa orang keluar dari ego pribadinya. Ia menyadari, bahwa dirinya bukanlah melulu identitas pribadi ataupun sosialnya, melainkan bagian dari alam semesta itu sendiri. Tidak ada keterpisahan antara ego pribadi dengan alam semesta maha luas, yang menjangkau dunia atom sampai dengan kumpulan galaksi nun jauh disana. Spiritualitas membawa orang pada kerendahan hati, sekaligus melepaskan orang dari penderitaan.
Spiritualitas bersifat universal. Ia tidak bisa diikat pada satu agama tertentu. Titik terdalam pemahaman sufi master Islam dengan biksu di Tibet adalah satu dan sama. Titik pencerahan seorang Zen master di Jepang dengan pemahaman pandita Hindu di Bali adalah satu dan sama. Mereka semua sadar, bahwa segalanya itu terhubung dalam satu kesatuan jaringan yang maha luas.
Belajar dari pengalaman para ilmuwan, kita bisa mengambil kesimpulan, bahwa semakin dalam seorang ilmuwan melakukan penelitian ilmiah, semakin dalam pula spiritualitasnya. Ia akan semakin sadar akan tempat manusia di keseluruhan alam semesta ini. Ia akan semakin ilmiah, sekaligus ia akan menjadi semakin spiritual. Sebaliknya juga sama. Semakin orang mendalami spiritualitasnya, semakin ia terbantu dengan berbagai penemuan ilmiah yang ada. Ia sama sekali tidak merasa terancam dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Sebaliknya, ia justru semakin diperkaya dengan pemikiran kritis dan fakta-fakta menakjubkan, serta semakin rendah hati di hadapan kemegahan alam yang diungkap oleh ilmu pengetahuan. Semakin spiritual seseorang, maka hidup dan pemikirannya pun akan semakin ilmiah.
Alam semesta secara keseluruhan sudah berusia ribuan milyar tahun. Kecerdasannya sudah terbukti dalam bentuk beragam bintang, planet dan galaksi yang tersebar di jagad raya ini. Sebagai manusia, peradaban kita baru berkembang kurang lebih 20 ribu tahun. Dalam hitungan alam semesta, kita masih berusia hitungan detik, jika dibandingkan usia alam semesta ini. Maka adalah masuk akal bagi kita untuk belajar dari alam semesta. Kita perlu untuk hidup sejalan dengan alam, namun bukan alam sebagaimana kita inginkan, melainkan alam sebagaimana adanya

Daftar Pustaka
https://rumahfilsafat.com/2016/05/13/sains-dan-spiritualitas/ 

1 komentar:

  1. You have such an interesting blog. Thanks for sharing. I'm a life coach blogger. Reading blogs is my hobby and I randomly found your blog. I enjoyed reading your posts. All the best for your future blogging endeavors. Please keep in touch with me in Google+, +sridharchandrasekaran Twitter @lifecoachbloger

    BalasHapus